Senin, 06 Desember 2010

laporan praktikum elektronika dasar

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kapasitor banyak penerapannya pada rangkaian listrik.
Kapasitor digunakan untuk menyetel sirkuit radio dan untuk memuluskan jalan arus terrektifikasi yang berasal dari sumber tenaga listrik.Kapasitor dipakai untuk mencegah adanya bunga api pada waktu sebuah rangkaian yang mengandung induktansi tiba-tiba dibuka. Efisiensi tranmisi daya arus bolak-balik sering dapat dinaikan dengan menggunakan kapasitor besar.
Kapasitansi C sebuah kapasitor didefinisikan sebagai perbandingan besar muatan Q pada salah satu konduktornya terhadap besar beda potensial Vab anatara kedua konduktor tersebut :
C = Q / Vab
Maka berdasarkan definisi ini, satuan kapasitansi ialah satu coulomb per volt atau ( 1 C V-1 ). Kapasitansi sebesar 1 coulomb per volt disebut 1 farad.

B. Tujuan
1. Mengetahui jenis alat ukur yang digunakan dalam pengukuran besaran listrik.
2. Mengetahui cara pengukuran besaran listrik (tahanan, tegangan, dan arus )
3. Menetahui beberapa komponen pasif dan cara pengukuran komponen pasif.



BAB II
DASAR TEORI

Untuk mempelajari elektronika maka dibutuhkan alat-alat ukur elektronika untuk menganalisa besaran-besaran elektronika. Piranti dan alat ukur yang digunakan dalam praktikum-praktikum antara lain multimeter, osciloscope, dan signal generator. Di bawah ini penjelasan mengenai alat-alat yang disebutkan di atas :
a. Multimeter
Multimeter juga disebut Avometer terdiri dari amperemeter, ohmmeter, dan voltmeter, bahkan ada pula yang dilengkapi dengan kemampuan mengukur βdc transistor dan nilai kapasitansi. Satu hal yang penting yaitu batas ukur dari multimeter pada saat melakukan pengukuran.
b. Osciloscope
Osciloscope adalah alat yang dapat mengukur besaran-besaran elektronika seperti tegangan AC ataupun DC, frekuensi suatu sumber tegangan AC dan beda fasa antara dua sumber tegangan yang berlainan, bahkan kita dapat melihat bentuk isyarat tegangan terhadap waktu. Pola-pola gelombangisyarat yang terlihat pada layer oscilloscope sebenarnya adalah tumbukan-tumbukan electron yang lepas dari sumber electron di dalam tabung dengan layer, yang diatur sedemikian rupa oleh medan-medan yang dihasilkan keeping-keping sejajar horizontal dan vertical. Keping-keping ini menimbulkan medan listrik yang besarnya tergantung pada tegangan inputnya, sehingga bila ada electron yang melewati diantara keduanya akan dibelokkan sesuai dengan besar tegangan inputnya sehingga pada layer akan terlihat pola-pola dari isyarat masukan.
c. Signal Generator
Signal generator adalh piranti pembangkit isyarat. Isyarat yang dihasilkan dapat berupa isyarat berbentuk sinusoida ataupun square yang dapat diatur frekuensinya.
d. Resistor
Resistor merupakan komponen elektronika yang bersifat menahan arus listrik. Resistor dibagi menjadi dua kategori, yaitu: fixed resistor (tetap) dan variable resistor (berubah-ubah). Resistor yang terbuat dari dari karbon terdiri dari kode warna yang menunjukan besarnya nilai dari hambatan itu sendiri. Di bawah ini adalah table warna dan nilai resistor :

Warna Nilai Toleransi
Hitam 0
Coklat 1 ±1%
Merah 2 ±2%
Jingga 3
Kuning 4
Hijau 5
Biru 6
Ungu 7
Abu-abu 8
Putih 9
Emas - ±5%
Perak - ±10%
polos - ±20%

e. Kapasitor
Kapasitor merupakan salah satu komponen yang terpenting dalam elektronika Karena mempunyai sifat:
1. Dapat menyimpan muatan listrik
2. Dapat menahan arus searah
3. Dapat melewatkan atau meneruskan arus bolak balik
Kapasitor banyak penerapannya pada rangkaian listrik. Kapasitor digunakan untuk menyetel sirkuit radio dan untuk memuluskan jalan arus terrektifikasi yang berasal dari sumber tenaga listrik. Kapasitor dipakai untuk mencegah adanya bunga api pada waktu sebuah rangkaian yang mengandung induktansi tiba-tiba dibuka. Efisiensi tranmisi daya arus bolak-balik sering dapat dinaikan dengan menggunakan kapasitor besar.
Kapasitansi C sebuah kapasitor didefinisikan sebagai perbandingan besar muatan Q pada salah satu konduktornya terhadap besar beda potensial Vab anatara kedua konduktor tersebut :
C = Q / Vab
Maka berdasarkan definisi ini, satuan kapasitansi ialah satu coulomb per volt atau ( 1 C V-1 ). Kapasitansi sebesar 1 coulomb per volt disebut 1 farad.


BAB III
MATERI DAN METODE

A. Alat dan Bahan

1. Multimeter analogi
2. Multimeter digital
3. Kapasitansi meter
4. Resistor
5. Potensio meter, LDR
6. Papan peraga
7. Catudaya
8. Kabel jumper

B. Cara Kerja
1. Pembacaan kode dan pengukuran tahanan (resistor)
A. Fixed resistor (rasio tetap)
1. Perhatikan bentuk resistor yang ada di papan oeraga, dan lakukan pembacaan nilai tahanan yang tertera pada bodi resistor tersebut
2. Ukur besarnya tahanan tersebut menggunakan ohmmeter
3. Dengan resistor yang tersedia dipapan peraga, ukur besarnya tahanan pada titik AB, BC, dan AC
4. Bandingkan hasil pengukuran pada titik BC dan AC dengan hasil perhitungan

B. Variabel Resistor (potensio)
1. Perhatikan bentuk potensio yang ada sipapan peraga, catat kode yang tertera pada bodi resistor tersebut dan ukur tahanan pada titik AC.
2. Lakukan pengukuran nilai tahanan pada posisi ¼, ½ , ¾ dan 1 putaran
3. Catat hasil pengukuran dan buatlah grafik dari hasil pengukuran tersebut


C. Photoresistor (LDR)
1. Perhatikan bentuk LDR yang ada di papan peraga
2. Ukur besarnya tahanan saat LDR tersebut terkena cahaya dan saat tidak terkena cahaya

2. Pembacaan kode dan pengukuran kapasitor
1. Rangkaikan kapasitor pada papan breadboard
2. Mengukur besarnya kapasitor pada titik AB, BC, dan AC

3. Pengukuran tegangan DC dan AC
A. Pengukuran tegangan DC (searah)
1. Ambil sebuah catudaya
2. Mengatur potensio yang terdapat pada catudaya dan ukur tegangan yang dihasilkan

B. pengukuran tegangan DC pada rangkaian
1. Rangkaikan rangkaian dibawah ini pada breadboard
2. mengukur tegangan tegangan pada titik AB, BC, dan AC
3. Catat besarnya resistor yang terpasang, bandingkan hasil pengukuran dengan hasil pembahasan
4. mengukur tegangan pada LDR dan LED pada saat dikenai cahaya dan tidak dikenai cahaya

C. Pengukuran tegangan AC ( bolak-balik )
1. memperhatikan peragaan dan keterangan yang diberikan oleh asisten
2. ambil sebuah trafo step down dan ukur tegangan pada bagian lilitan sekundernya


BAB IV
HASIL

1. Pembacaan kode dan pengukuran tahanan (Resistor)

a. Fixed resistor (Resistor tetap)


NO KODE WARNA PEMBACAAN PENGUKURAN
1 Coklat, merah,coklat, emas 110Ω 120 ± 5%
2 Merah, ungu, coklat, emas 360Ω 270 ± 5%
3 Hijau, biru, coklat, emas 750Ω 560 ± 5%
4 Merah, hitam, merah, emas 2500Ω 2000 ± 5%
5 Coklat, hitam, emas, emas 60Ω 10 ± 5%

Tahanan pada titik AB, BC, dan AC


R1 = ungu, merah, emas, polos
R2 = merah, merah, coklat, emas
R3 = coklat, abu-abu, merah, emas

Rab = 5000Ω
Rbc = 320Ω
Rac = 5000Ω
Perbandingan hasil pengukuran pada titik BC dan AC dengan hasil perhitungan adalah
Rab = 72±20%
Rbc = 196±5%
RAc = 268±20%


b. Varieabel resistor


Posisi potensio Tahanan AB Tahanan BC
1/4 Putaran 450Ω
1000Ω

1/2 Putaran 900Ω
600Ω

3/4 Putaran 1300Ω
140Ω

1 Putaran 1400Ω
70Ω

c. Photo resistor

R saat terkena cahaya = 12000Ω
R saat terkena cahaya sebagian = 16000Ω
R saat tidak terkena cahaya = 49000Ω

2. Pembacaan kode dan pengukuran kapasitor

a. Besarnya kapasitor pada titik AB, BC, AC

Pengukuran Perhitungan
Cab 4,23 nF 3,9 nF
Cbc 0,04 nF 2,9 nF
Cac 0,06 nF 6,8 nF

Cab = 3,9 nF
Cbc= 1/7 nF +1/5 nF =5/35 + 7/35 = 12/35 = 35/12 = 2,9 nF
Cac = 3,9 nF + 2,9 nF = 6,8 nF


3. Pengukuran tegangan AC dan DC

a. Pengukuran tegangan DC (searah)


Posisi potensio Teganagan terukur
1/4 Putaran 6,1 V
1/2 Putaran 8,6 V
3/4 Putaran 6,9 V
1 Putaran 9,9 V


b. Pengukuran tegangan DC pada rangkaian

Vab = 8,8 V
Vbc = 0,48 V
Vac = 9,2 V

(hasil diatas merupakan hasil dari pengukuran dengan Voltmeter di lab)

Tegangan pada LDR dan LED pada saat LDR dikenai cahaya dan tidak dikenai cahaya :


Teg. LED Teg. LDR
Saat dikenai cahaya 4,0 V 3,2 V
Saat tidak dikenai cahaya 1,5 V 3,2 V

Apa yang terjadi pada saat LED dengan dua perlakuan yang berbeda ? Hal ini dikarenakan pada saat LED terkena cahaya maka arus yang mengalir besar, sedangkan hambatannya kecil jadi nilai tegangan LED menjadi besar. Demikian dengan sebaliknya.


c. Pengukuran tegangan AC


Lilitan sekunder Teganagan terukur
CT-6V 6,4V
CT-9V 8V
CT-12V 11V
6V-9V 28V
12V-12V 24V

Berikan kesimpulan dari hasil pengukuran tersebut diatas ? hal ini di karenakan semakin besar lilitan sekundernya maka semakin besar tegangannya.

1 komentar: